Kasus kedua yang tak kalah heboh dan memalukan yakni terungkapnya tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang ibu muda berinisial NT alias YS (25) terhadap belasan anak dibawah umur yang juga terjadi di Kota Jambi, tepatnya di kawasan Rawasari, Alam Barajo, Kota Jambi.
Hingga saat ini, total ada 17 anak yang dilaporkan telah menjadi korban kasus pelecehan seksual oleh ibu muda yang memiliki usaha rental playstation dirumahnya ini.
NT sebelumnya telah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Jambi, pada Sabtu (4/2/2023) dini hari.
NT diduga kerap memaksa para korban anak laki-laki agar mau menyentuh payudara dan organ intim lainnya.
Selain itu , pelaku NT juga kerap memaksa korban wanita untuk menonton film dewasa, sembari dirinya dan sang suami melakukan hubungan badan.
Diduga pelaku NT mengalami gangguan kelainan seks sehingga tega melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap belasan anak-anak disekitar lingkungan rumahnya.
Krisis Moral
Sebagai warga masyarakat yang tinggal di Provinsi Jambi tentu penulis ikut merasa malu, prihatin dan menyesalkan atas terjadinya dua peristiwa asusila yang terjadi di Kota Jambi hanya dalam waktu satu minggu terakhir ini.
Dua kejadian memalukan tersebut tentu menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah, lembaga pendidikan dan seluruh komponen masyarakat Provinsi Jambi lainya bahwa telah terjadi sebuah krisis moral yang sangat mengkhawatirkan di lingkungan masyarakat khususnya di Kota Jambi.
Dua kejadian asusila diatas harus menjadi sebuah warning serius bagi pemerintah daerah (khususnya Pemkot Jambi) melalui jajaran apartur pemerintah ditingkat terbawah (RT/RW) agar lebih meningkatkan kewaspadaan dan tindakan deteksi dini terhadap perilaku-prilaku sosial menyimpang yang berpotensi dilakukan oleh masyarakat dilingkungan masing-masing.
Selain itu atas terjadinya dua kasus asusila diatas, lembaga pendidikan terutama sekolah-sekolah juga harus meningkatkan kembali perannya dalam memberikan pemahaman dan edukasi tentang sikap dan prilaku moral yang baik kepada seluruh siswa-siswi nya.
Terkahir dan yang paling penting adalah peran dari para orang tua agar lebih meningkatkan bimbingan kepada anak-anaknya melalui pendekatan sosial dan keagamaan serta lebih meningkatkan pengawasan terhadap sikap dan perilaku anak-anaknya dalam bergaul dilingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari dua kasus asusila yang telah mencoreng nama baik Jambi dimata masyarakat seantero Indonesia raya ini, serta semoga dua kasus asusila yang terjadi diatas menjadi kasus asusila terkahir yang terjadi di bumi ‘sepucuk jambi sembilan lurah’ yang terkenal akan keramahan dan keluhuran budayanya ini. (Sulthoni)