Sementara Robbi, salah satu petugas kesehatan Rumah Sakit Islam Arafah mengatakan pasien langsung melakukan penanganan sesuai dengan SOP (Standar Operasi Prosedur) Rumah Sakit Islam Arafah untuk melakukan tindakan pertama pertolongan pasien untuk menyelamatkan nyawa pasien.
“Setelah dilakukan penanganan pertama oleh IGD Rumah Sakit Islam Arafah kondisi pasien mulai membaik tetapi setelah dilakukan tindakan Rontgen kondisi pasien menurun, dan kondisi pasien haus dan meminta minum tapi petugas IGD Rumah Sakit Islam Arafah melarang tidak boleh minum,” ujarnya.
Kemudian petugas rumah sakit memberi saran jika kalau pasien mau minum agar dioleskan saja air pada bagian mulut atau bibir pasien, akan tetapi karena kondisi pasien merasa sangat haus dan paksa minum, pihak keluarga memberikan air untuk diminum oleh pasien tanpa diketahui oleh petugas rumah sakit.
“Setelah petugas tahu pasien minum air langsung mengecek kondisi pasien dan ternyata kondisi kesadaran pasien semakin menurun dan hilang kesadaran, selanjutnya tindakan dari Petugas Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Arafah melakukan tindakan lanjutan dengan pompa jantung untuk mengembalikan denyut nadi dan bantuan nafas serta pelaksanaan alat kejut jantung,” tungkasnya.